Visual menawarkan banyak hal menarik dibandingkan dengan tulisan. Itulah kenapa Instagram, Youtube, Pinterest menjadi situs besar karena mereka didasarkan pada visual/gambar. Gambar tidak terikat pada bahasa, mereka berbicara dengan bahasa universal yang dengan mudahnya dimengerti oleh orang dari kalangan manapun.
Kecuali pada novel yang memang menekankan pada cerita, mengajak pembacanya larut dalam bayangannya sendiri dari deskripsi yang dijelaskan (dalam hal ini sama-sama menggunakan otak kanan-visual tapi dengan cara yang berbeda ya), pemberian gambar justru tidak diperlukan. Berbeda dengan novel, membaca Blog rasanya kurang 'hidup' jika berisi tulisan saja. Iya kan?
Masalahnya adalah... tidak hanya pada blog ya, pada suatu project yang lagi digarap ketika menyisipkan/menggunakan suatu gambar tapi tidak punya sumber gambar yang 'aman' seperti foto/gambar hasil karya sendiri atau punya teman yang sudah diberi izin. Walaupun gambar dengan mudah dicari melalui 'perpustakaan bersama', si mesin telusur google, bukan berarti dengan bebasnya lho memakai gambar tersebut. Jangan asal comot seperti makanan di rumah, suatu karya termasuk didalamnya gambar di internet, mempunyai hak cipta yang dilindungi, apalagi kalau dipakai untuk komersial/jualan yang mendatangkan keuntungan..beuh.
