5.10.2017

MENERAPKAN MINDFULNESS DI KEHIDUPAN


Pikiran bercabang ketika mengerjakan sesuatu hal, dipikiran muncul yang akan dilakukan setelahnya. Dihantui dengan waktu yang terus berjalan. Nah lo.. Tubuh fisik ada ditempat tapi pikiran jauh melanglang entah kemana. Ibarat melakukan A, di situasi pikiran sudah di B, C, D. Lama kelamaan merasa lelah dengan pikiran yang lalu lalang, ada bagian diri yang menyadari bahwa ini semua terlalu hectic

Hal ini saya alami ketika mulai masuk dunia perkuliahan, rasanya fisik bermain-main tapi pikiran saya wow..ruwet. Kelihatannya dari luar baik baik saja, bercanda, tertawa, santai.. menjalani kehidupan layaknya manusia modern. #Tssaah. Tapi didalam? Wara wiri, keadaan emosional agak sulit diraba dan pikiran mengajukan siklus pertanyaan-jawaban-pertanyaan tentang kehidupuan yang tidak berujung pada kepastian akhir.

Senang membaca tentang psikologi jauh sebelumnya untuk mencari tahu tentang diri, meraba melalui ilmu pengetahuan, cuma semakin lama menyelami semakin pula merasa tidak tahu apapun, hal ini tidak menjawab (bagi saya ya, belum tentu bagi yang lain). Di titik inilah saya berkenalan dengan meditasi, meditasi dalam artian 'formal' seperti duduk dan diam, dan meditasi dalam kondisi meditatif yaitu mindful dalam kegiatan sehari hari.


Autopilot mode ON

Jika diibaratkan mengemudikan pesawat, ada 2 keadaan yaitu dimana sang pilot memegang kendali penuh atas pesawat, dan keadaan autopilot, dimana sistem mesin yang memegang kendali tanpa campur tangan manusia. Dalam kehidupan sehari hari juga sama, contohnya ketika bernapas, bernapas adalah hal yang penting bagi manusia, apakah banyak dari kita melakukan dengan kesadaran penuh atau dalam keadaan autopilot?

Ketika seorang teman bercerita, kita mendengarkan dan melihatnya, dikala itu terkadang ada pikiran terselip, bisa saja pikiran itu berisi tentang hal hal yang akan dilakukan setelah ini, keinginan memakan sesuatu, memori di masa lalu atau pikiran lainnya yang terhubung dengan cerita sang teman. Paling mudahnya adalah kita terbiasa menilai/menjudge kata-kata/cerita yang diucapkan oleh teman hingga bisa memancing hal emosional dan pikiran lainnya, ntah itu baik, netral atau buruk yang kita beri nilai berdasarkan persepsi dan pemahaman, 'terbelenggu' dengan judgement (penilaian), definisi sendiri.

Kita berpikir tentang hal-hal lain dalam satu waktu yang sama, pada saat yang sama juga menonton TV, berbicara, main gadget, bahkan dilakukan sekaligus. Bagian kecil dari kesadaran kita diserap dengan makan, nyaris sadar akan sensasi fisik dan kurang menyadari pikiran dan emosi. Karena kita hanya samar-samar sadar, pikiran dan emosi mengembara ntah kemana.


Apa itu Mindfulness?

Mindful = sadar atau menyadari sesuatu. Mindfulness adalah keadaan aktif, perhatian terbuka pada saat ini (in the present moment/now). Dalam kondisi sadar hanya mengamati pikiran dan perasaan, tanpa menghakimi/memberi penilaian (judgement)

Mindfulness adalah kegiatan yang dapat dilakukan setiap saat dengan membawa pikiran untuk fokus pada apa yang terjadi pada saat ini/in the NOW. Mindful bisa diperoleh dari mengamati pikiran yang melintas datang-pergi, emosi yang muncul-menghilang, dan sensasi panca indera tanpa memberi penilaian, apa adanya saja. Berjalan menyadari sensasi di kaki, suara disekitar, atau hanya merasakan air sabun saat mencuci piring. Inti dari mindfulness adalah membawa pada peningkatan kesadaran :)

Sulitkah?

Sepertinya mudah hanya mengamati, biarkan saja.. prakteknya ga sesimpel itu ehehe. Sewaktu kecil kita belajar menuliskan huruf A, B, C, D.. tidak kebaca, mencong mencong, antara huruf B dan D saja keliru. Sama dengan praktek mindfulness, dalam kehidupan sehari hari untuk pertama kali mungkin agak sulit apalagi jika terbiasa dalam kondisi autopilot, terbiasa dengan attachment dan judgement.

Ketika berlatih bisa aja seperti merasakan kekacauan pikiran dan perasaan berbeda beda, itu tandanya normal, ibarat rumah yang banyak debu dengan kondisi cahaya minim, kita tidak tau perabotnya berdebu, begitu diterangi cahaya mulai keliatan ternyata rumah kita begitu banyak debu. Karena sudah terbiasa dalam pikiran dan perasaan yang lalu lalang, ketika dengan sadar memperhatikan baru ketahuan banyaknya deh. Ketika berlatih tidak juga mencapai sempurna tidak apa apa. Btw saya menuliskan ini juga masih belajar, masih jauh dari kata mindful~ hihi. Sama sama belajar :D


Hal menarik tentang Mindfulness dan Ibadah

Sewaktu kecil saya sering bertanya kepada diri sendiri, salah satunya adalah kenapa sih ada doa, esensinya apa sih mengucapkan doa doa segitu banyaknya. Mau tidur berdoa, bangun tidur berdoa, mau makan berdoa, setelah makan berdoa, mau ke kamar mandi berdoa, keluar kamar mandi berdoa, bercermin doa, dan segala macam doa lainnya.

Saya tidak bisa menerima jawaban ya supaya masuk sorga, memperbanyak pahala, supaya terhindar dari jin, oh itu kan sudah aturannya, dll. Aduh rasanya jawaban-jawaban seperti itu maksa, kurang bisa diterima secara logis. "Ya sudah dari sananya begitu harus begitu" -> hal hal seperti ini membatasi pikiran, mengkukung pengembangan diri manusia pada hakikatnya. Ada sesuatu diluar sana yang sebenarnya bisa dijelajahi tapi dengan kata-kata seperti itu seperti mengatakan "Pemahamanmu hanya boleh sampai sini saja, tak perlu kau tahu lain-lain, sudah terima saja aturannya ini."

Jawaban yang saya cari perlahan mulai terjawab, doa adalah alat dan sarana menjadi mindful. Jika diuraikan seperti ini, Si A bangun tidur dan hal pertama yang terlintas dipikirannya adalah setumpuk tugas yang harus ia selesaikan, otomatis paginya dimulai dengan tidak semangat karena memikirkan hal itu, lalu bergegas ia mandi masih terselip keinginan untuk tidur dan membayangkan setumpuk kertas di meja kerjanya, dan begitu seterusnya. Doa disini salah satu alat praktek mindful, ketika A bangun, dengan doa ia sadar sudah terbangun dan bersyukur masih diberi kehidupan, ketika ke kamar mandi dengan berdoa ia merasakan dengan sadar saat itu juga ke kamar mandi dan mandi apa adanya. Dengan doa sebelum makan ia jadi tersadar bahwa saat itu ia akan makan dan menikmati makanannya. Ketika bekerja dengan mindfulness bisa lebih fokus dan optimal. Doa semacam pengingat bahwa kita sadar.

Sama halnya ketika beribadah sebisa mungkin dalam kondisi khusyu', selain berhubungan dengan kualitas ibadah (ketuhanan). Jika ditelaah lagi, khusyu dalam beribadah sebenernya adalah mindfulness, tapi banyak dari kita yang melakukan aktivitas ibadah karena kebiasaan, mengulang..mengulang..tidak disadari ibadah pun menjadi aktivitas autopilot..suatu rutinitas, mencapai khusyu' agak sulit dilakukan. Latihan mindfullness dalam beribadah membantu agar kita lebih khusyu beribadah, dan juga baik untuk dilakukan (meningkatkan kualitas dalam diri).


Bacaan :
http://www.wildmind.org/applied/daily-life/what-is-mindfulness
http://www.dharmanet.org/lcmindfulness.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...