1.10.2017

PENISTAAN AGAMA, SIAPA YANG DINISTAKAN?


Penistaan agama. Kata kata ini langsung meroket setelah unggahan video berisi kata kata tertentu diucapkan sosok kontroversial-fenomenal-yang dicibir sebagian (atau banyak ya?) orang karena keturunan ras dan agamanya.

Tahulah kisah yang sedang hingar bingar dibicarakan, banyak diikuti perkembangannya karena khalayak penasaran, tentang kepercayaan, tentang hukuman apa yang akan dijatuhkan, tentang amarah dan hujatan yang kental oleh judgement dan masih banyak lagi. Ah sudahlah..terlalu marak ramai sorotan kisah itu beserta bumbu pelengkapnya.

Lalu bagaimana dengan kisah sederhana yang tidak menjadi sorotan namun terjadi, dibawah ini?

Alkisah ada seorang..dua orang..tiga orang..mari berhitung. Yang menyebut dan disebut ahli agama, pemuka agama, atau apalah itu. Dalam suatu perkumpulan, ia berbicara tentang ilmu agama dan mencoba menerangi hati manusia di perkumpulannya, tentang kehidupan, tentang diri dan ketuhanan. Mulia sekali bukan? Wajar seorang ahli mengajarkan hal yang bermanfaat untuk pengikutnya, mengingat titel yang disandangnya, beriman dan berilmu, seperti slogan sebuah daerah.
Ntah apa yang ada dalam benak, mungkin ia bosan atau kehabisan materi tentang agamanya. Sang pemuka yang disebut ahli agama itu mulai membicarakan tentang agama lain. Tentang pemeluknya, tentang hukuman, tentang hina, tentang embel embel yang disandangkan kepada siapa-siapa yang tidak sama dengan apa yang diyakininya. 
Tahukah ada yang namanya alat pengeras suara, fungsinya untuk menjangkau banyak orang memudahkan dalam berkomunikasi. Pembicaraan sang ahli agama pun tak hanya didengar anggota perkumpulan yang sama dengannya, tapi juga semua orang yang mempunyai pendengaran dari jangkauan pengeras suara.

Begitulah kisahnya, tapi jangan tanyakan endingnya. Belum berakhir kok.. kisah yang sama diulang ulang setiap minggunya. Saksikan saja, mungkin pernah juga kamu mendengarnya di lingkungan sekitarmu..

Barangkali kamu penasaran, apakah yang didengar itu menyenangkan? Bahkan, seseorang yang satu perkumpulan pun tak tahan mendengar hal hal yang diucapkan oleh yang katanya sudah ahli dalam agama..
Seorang penista membicarakan penista.

Ini baru satu kisah, belum kisah kisah lainnya yang mungkin (tidak akan) menjadi penggugah hati setiap individu. Kembali ke pertanyaan awal, Penistaan? Siapa yang dinistakan? Untuk perkumpulan A kah? Untuk perkumpulan B kah? C? D? dst. Sebenernya antara iya dan tidak mau menulis seperti ini di blog, tapi yah gimana termasuk my interest dan sangat menggelitik dengan fenomena yang terjadi. Tulisan ini bukan memihak suatu pihak tertentu atau menjadikan lebih buruk, hanya.....

Marilah bercermin.

Tanah ini bukan hanya tentang kau dan kau yang kau sebut "saudara" karena kesamaan kelompok.
Bukan hanya kau dan kau yang secara statistik mayoritas lebih banyak dibandingkan yang lainnya.
Bukan hanya terbatas oleh apa yang tertulis jelas dalam kartu tanda pendudukmu.
Bukan hanya kau dan kau yang satu keturunan ras.
Tanah ini, bumi ini, adalah tentang aku, kau, dia, mereka, kita, tentang semua makhluk.
Tanpa batasan kepercayaan, kebangsaan, pandangan, suku dan ras..


Humanisme.
mungkin mulai kehilangan tempatnya di tiap hati anak manusia..

2 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...